PLAY MUSIC YOUR LIKE

Burung terbang

Wednesday, July 2, 2014

KATA MUTIARA ISLAMI BUKTI CINTA SEJATI



PEMBUKTIAN CINTA YANG SEJATI.......


 
‘’Perang (fisik) hakikatnya adalah kekerasan. Alasan apapun di balik sebuah peperangan, di dalamnya pasti berlaku prinsip saklek yang tak dapat dibantah: "dibunuh atau membunuh". Tak dapat ditolak, hal ini pasti berlaku, demi mempertahankan apa diperjuangkan dalam sebuah peperangan.
Tapi catatan manis selalu ada dan terlukis indah dalam setiap peperangan yang dipimpin oleh sang Junjungan tercinta, Nabi Muhammad saw.

‘’Demikian juga dalam Perang Uhud, ada banyak kenangan indah yang (pasti) akan membuat kita berdecak kagum dan membuat kita ingin ikut di dalamnya, ingin ikut di dalam barisan yang beliau saw, pimpin. Salah satunya adalah sebuah kisah romantis dari sepasang pengantin baru, Handhalah dan istrinya...

‘’Handhalah bin Abi Amir keluar kepada Rasulullah saw yang sedang mengatur barisannya di Uhud, dan begitu kaum musyrikin berantakan, maka kuda Aba Sofyan bin Harb terkena tembak, dan dia jatuh tersungkur ke tanah, maka Handhalah berteriak akan membunuhnya. Namun Al Aswad bin Syu'ub menyusulnya, lalu menghantam Handhalah dengan tombaknya hingga menembus badannya. Handhalah bertahan dan tetap menghampirinya (Aba Sofyan), tetapi Al Aswad kembali menombaknya, Handhalah dihantam untuk kedua kalinya. Maka Handhalah roboh, sedang Abu Sofyan lolos dan selamat.

‘’Rasulullah saw berkata: "Aku melihat Handhalah dimandikan oleh malaikat di antara langit dan bumi dengan air dari Al Muzni dalam tempayang perak".

‘’Abu Usai As Saidi berkata: "Kami pergi melihatnya. Dan kita temukan dari kepalanya menetes air. Maka begitu dilaporkan kepada Rasulullah saw, beliau mengutus kepada istri Handhalah untuk menanyakan dan dijawab oleh istrinya bahwa saat dia (Hadhalah, suaminya) keluar masih dalam keadaan junub, belum mandi besar (mensucikan diri dari janabat)".
...
Subhanallah...

‘’Romantisme Handhalah, adalah kisah cinta sejati. Karena betapa pengorbanan demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya telah ia buktikan, benar2 mengalahkan segalanya. Bahkan cintanya kepada sang istri yang baru ia nikahi juga ia gadaikan demi cinta sejatinya. Padahal umumnya manusia menganggap pasangan (istri atau suami) adalah segalanya. Tetapi tidak demikian Handhalah. Karena ia adalah seorang hamba pencari cinta Tuhannya.

‘’Bayangkanlah perasaan sepasang pengantin baru, sebuah saat istimewa. Tentu pergi meninggalkan istri yang baru ditemui untuk berperang, menjemput maut, adalah sebuah hal musykil bagi kita. Pada saat kesenangan duniawi ada di depan mata, lalu datang seruan berperang, Handhalah menyambutnya dengan penuh semangat, tanpa keraguan. Dan sang Istri, pun demikian ridha merelakan sang suami yang baru dikenalnya, untuk menyongsong kematian! Seruan untuk berperang disambutnya, dengan segera, bahkan untuk mandipun tak sempat!

‘’Jika kita hanya mengandalkan logika manusia yang sederhana, ini diluar kesanggupan manusia biasa bukan? Kemampuan melawan diri sendiri seperti ini adalah hal mustahil bagi manusia yang memperturutkan hawa nafasunya. Padahal, bisa saja seseorang dalam posisi Handhalah&istrinya, berdalih dengan alasan yang sangat rasional. Tentu sangat wajar jika ia beralasan untuk absen tidak ikut perang dulu...ma'lum..pengantin baru, siapapun pasti bisa memahami kondisinya. Tetapi tidak demikian Handhalah. Inilah jiwa yang memahami arti cinta sebenarnya. Jiwa yang bisa memilih dan meletakan cinta kepada Allah dan rasul-Nya di atas segalanya.

‘’Bagaimanakah dengan cinta kita??

‘’Katakanlah:"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9:24)

No comments:

Post a Comment