PLAY MUSIC YOUR LIKE

Burung terbang

Wednesday, July 2, 2014

Kisah Seorang Ayah





AYAH......




‘’Suatu ketika, ada seorang anak perempuan bertanya kepada ayahnya, tatkala
tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai
berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk, disertai suara batuk-batuk.
Anak perempuan itu bertanya: "Ayah, mengapa wajahmu kian berkerut-merut
dengan badan yang kian hari kian terbungkuk?" Ayahnya menjawab : "Sebab aku
laki-laki." Anak perempuan itu bergumam : "Aku tidak mengerti." Ayahnya
hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak perempuan itu, terus
menepuk-nepuk bahunya sambil mengatakan : "Anakku, kamu memang belum
mengerti tentang laki-laki."

‘’Karena penasaran, anak perempuan itu kemudian menghampiri Ibunya seraya
bertanya: "Ibu, mengapa wajah ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian
hari kian terbungkuk ? Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada
keluhan dan rasa sakit ?" Ibunya menjawab : "Anakku, seorang laki-laki yang
bertanggung-jawab terhadap keluarga memang akan demikian." Hanya itu jawaban
sang Ibu.

‘’Anak perempuan itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa. Tetapi dia tetap saja
penasaran, mengapa wajah ayahnya yang tadinya tampan dan gagah menjadi
berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk ? Hingga pada suatu
malam, anak perempuan itu bermimpi. Di dalam impian itu seolah-olah dia
mendengar suara yang sangat lembut. Dan kata-kata yang terdengar dengan
jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa
kepenasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan laki-laki, Aku membuatnya sebagai pemimpin dan tiang
penyangga dari bangunan keluarga, yang akan menahan setiap ujungnya agar
keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi. Ku-ciptakan bahunya yang
kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi keluarganya. Ku-berikan
kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari
tetes keringat yang halal dan bersih sehingga keluarganya tidak terlantar,
walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya. Demi
keluarganya, dia merelakan kulitnya tersengat panas matahari dan badannya
basah kuyup kedinginan tersiram hujan. Yang selalu dia ingat adalah semua
orang menanti kedatangannya dan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya
selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa keluh kesah,
walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan kerapkali menerpanya.
Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai
dan mengasihi keluarganya didalam kondisi apapun juga, walaupun tidak jarang
anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya.

‘’Ku-berikan kerutan di wajahnya agar menjadi bukti, bahwa dia senantiasa berusaha tenaga dan
pikiran untuk mencari cara sehingga keluarganya bisa hidup dalam keluarga
yang sakinah. Ku-jadikan badannya terbungkuk-bungkuk agar dapat membuktikan,
bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya,
dia senantiasa berusaha mencurahkan seluruh tenaganya demi kelangsungan
hidup keluarga. Ku-berikan kepada laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai
pemimpin agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah
kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab
ini adalah amanah di dunia dan akhirat."

‘’Terbangun anak perempuan itu, dan segera dia berlari, bersuci, berwudhu dan
melakukan shalat malam hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik
ayahnya yang sedang berdzikir. Ketika ayahnya berdiri, anak perempuan itu
merengkuh dan mencium telapak tangan ayahnya.
"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, ayah."

''Saudaraku, do'akanlah dia dan berbaktilah kepadanya selagi masih hidup
karena Allah memerintahkan kita demikian dan dia memang menjadi jalan
kelangsungan hidup kita hingga sekarang.

No comments:

Post a Comment